Kahwin.

Dalam Kitab Muhimmah, Sebahagian Ulama berkata, “Jangan kahwini wanita yang memiliki enam sifat ini;

1. Al-Ananah;
Wanita yang selalu mengeluh. Sedangkan dia sentiasa menghias diri. Berkahwin dengan wanita seperti ini hanya akan lebih menyakitkan hati dan tidak memberikan pahala kepada suaminya.

2. Al-Mananah;
Wanita yang banyak mengungkit dengan suaminya. Dia berkata, “Aku sentiasa melakukan kebaikan kepadamu sedangkan tiada satu kebaikan pun yang kau lakukan untukku.”

3. Al-Hunanah;
Wanita yang mengimpikan suami lain. Ini adalah antara sifat yang wajib dijauhi daripada berkahwin dengannya.

4. Al-Hudaqah;
Wanita yang selalu mahukan sesuatu dan meminta suaminya belikan untuknya.

5. Al-Buraqah; Ada dua makna:
i. Wanita yang sepanjang hari berhias sehingga tidak mempedulikan suami dan kerjaya rumahnya

ii. Wanita yang selalu merungut dgn pemberian suaminya dan selalu merasakan pemberian suaminya itu tidak pernah cukup.

6. As-Salaqah;
Wanita yang banyak berleter.

Tilik dalam Kitab Muhimmah.. Tok Musonif pesan situ.

Bermula yang terlebih jahat sifat lelaki itu iaitu yang terlebih baik bagi sifat perempuan iaitu tiga perkara : Saidina Ali berkata, “Ada tiga sifat yang buruk bagi lelaki suaminya yang baik:

1. Al-Bukhlu;
Kedekut. Wanita yang kedekut akan menjaga harta suaminya dgn baik.

2. Az-Zuhu;
Sombong. Ini kerana dia tidak akan melayan orang sebarangan. Jadi suaminya tidak perlu merasa cemburu terhadapnya.

3. Al-Jubnu;
Penakut. Ini kerana wanita yang penakut tidak akan keluar rumahnya dan akan mentaati suaminya.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
الفقــــــــير الــى الله
والله أعلـــــــم.
اّميـــــــن

Pesan

*PESAN KANJENG SUNAN KALIJAGA UNTUK UMAT AKHIR ZAMAN.*

*Pesan Sunan Kalijaga :*
*“Yen wis tiba titiwancine,*
*Kali-kali wis ilang kedunge,*
*Pasar wis ilang kumandange,*
*Wong wadon wis ilang wirange,*
*Mangka enggal- enggal Siro kabeh,*
*Tapa Lelana Jajah desa milang kori,*
*Ojo bali yen durung 4 sasi*
*Ojo bali yen durung entuk Wisik Saka Gusti Robbi”.*
*Artinya:*
*“Jika sudah tiba jamannya di mana:*
*Sungai-sungai sudah hilang kedalamannya,*
*Pasar sudah kehilangan keramaiannya,*
*Para Wanita sudah kehilangan rasa malunya,*
*Maka Bersegeralah menjalankan Perjalanan Spiritual (Khuruj fii Sabilillah)*
*Dari desa ke desa Empat Bulan lamanya,*
*Jangan kembali sebelum mendapatkan Hidayah dari Allah SWT”.*

♻ *”Kali-Kali Wis Ilang Kedunge”*
Artinya : Banyak Sungai Sudah Menjadi Dangkal.
Mengandung makna, banyak manusia berilmu yang sudah tidak mau mengamalkan Ilmunya. Dijaman yang serba modern ini, seperti sudah tidak ada sesuatu yang gratis.
Manusia terpola dalam kehidupan konsumtif dan komersial, sehingga rasa sosial menjadi luntur. Jika ingin mendapatkan Ilmu maka harus membayar mahal. Ringkasnya banyak orang-orang berilmu mengkomersialkan illmunya.

Ada juga pendapat bahwa:
Sa’at itu adalah sa’at² masa kekeringan,dimana Sungai² benar² banyak yang menjadi dangkal. Sa’at Allah banyak Menahan Turunnya Hujan dari Langit.
Ada juga pendapat bahwa sa’at itu adalah sa’atnya Danau Tiberias Mulai Menyusut Airnya & Mulai Munculnya Gunung Emas yang jadi Rebutan banyak orang. Ini merujuk kepada salah satu Tanda Akhir Jaman dalam Hadits Nabi SAW. Dan itulah sa’at masa kini.

♻ *”Pasar Wis Ilang Kumandange”*
Artinya : Pasar Sudah Menjadi Sepi.
Mengandung makna, tempat-tempat kebaikan seperti Masjid, Mushalla, Majlis Ta’lim dan Pondok Pesantren menjadi sepi. Pasar adalah tempat berbelanja segala kebutuhan hidup di dunia. Begitu juga tempat-tempat ibadah dan Ilmu merupakan tempat² memenuhi kebutuhan hidup manusia di Akhirat. Dalam rangka mencapai Maksud-Tujuan Hidupnya di dunia ini. Yakni Kewajibannya untuk Ta’at kepada Allah SWT. Namun kini Orientasi hidup manusia hanyalah memenuhi kebahagiaan dunia dan mengesampingkan kebutuhan Akhirat.
Hidup tanpa pengendalian diri dan lebih condong pada kehidupan hedonis & materialistik.

Ada juga pendapat bahwa,itu adalah sa’at dimana banyak pasar² tradisional yang Berganti menjadi Hypermart & SuperMall² yang menghilangkan suara hiruk-pikuk teriakan Tawar-Menawar. Berganti dengan keheningan atau suara musik² yang lembut.
Adalah Sunnah Nabi SAW bahwa seharusnya Dalam Jual-Beli adanya Proses Tawar-Menawar. Kini semua proses itu ditiadakan berganti tradisi yahudi yaitu smua barang sudah dibandrol tanpa boleh ditawar. Suka silahkan anda beli. Bila tidak suka silahkan anda tinggalkan.
Tradisi Sunnah Tawar-Menawar dalam Jual-beli masih bisa kita dapati di beberapa Pasar Hewan Tradisional di beberapa tempat di Nusantara ini. Disitu benar-benar terdengar ramai suara orang sedang Tawar-Menawar Hewan Ternak.

♻ *”Wong Wadon Wis Ilang Wirange”*
Artinya : Wanita sudah Kehilangan Rasa Malunya.
Mengandung makna, wanita modern sudah tidak merasa tabu lagi mengeksploitasi keindahan tubuhnya. Sepertinya mereka bangga kalau bagian-bagian tubuh yang semestinya disembunyikan dan ditutupi itu menjadi sebuah tontonan orang banyak.
Wanita yang seharusnya menempatkan dirinya sebagai Madrasah Pertama (Madrasatul Ulaa) bagi anak-anak mereka jutru menghinakan dirinya dengan pakaian yang selayaknya tidak pantas ditiru anak-anaknya. Selain dalam hal berpakaian, banyak wanita yang berhias diri ketika keluar rumah tapi tak pernah berhias untuk suaminya di rumah.
Ini juga salah satu Tanda Akhir Jaman menurut Nabi SAW.

Jika sudah terjadi demikian,
*Mangka enggal- enggal Siro kabeh,*
♻ *”Tapa Lelana Jajah Desa Milang Kori”.*
Artinya Tapa adalah : Berdzikir dengan Berkhalwat. Biasanya untuk itu kita harus mencari tempat tersembunyi seperti gua-gua yang terpencil.
Dan Lelana artinya : Berkelana ditengah orang banyak.
*Dua kata ini seolah bertentangan,namun jika digabung maka artinya jadi : Suatu Proses Dzikir ditengah-tengah keramaian orang banyak. Yang sedang Lalai dari Mengingati Allah SWT.*
*Inilah Tingkat Tertinggi/Puncak dari Proses Ma’rifatullooh dalam ThoriQot Dzikir. Dimana seseorang Mampu Berdzikir ditengah hiruk-pikuk keramaian orang banyak.*
*Inilah Isyarat yang Jelas tentang Amalan Jaulah dalam Program Khuruj fii Sabilillah.*
*Karena sa’at Jaulah kita diwasiatkan untuk Senantiasa membawa 4 Sifat yaitu:*
*1. Dzikir : kita harus slalu Berdzikir dalam hati.*
*2. Fikir : kita harus slalu Fikir Hidayah untuk seluruh Alam/Umat Akhir Jaman.*
*3. Syukur: kita slalu Syukur, tlah dipilih Allah jadi Da’i penerus Risalah Dakwah Nabi Muhammad SAW.*
*4. Sabar : kita harus slalu Sabar bila di jalan kita akan dapati cemoohan & bahkan pengusiran dari masyarakat yang tak suka. Ingat Kisah dalam QS. Yasin & QS. Al Kahfi. Dan ingat Kisah Dakwah Nabi SAW di Tha’if*

Arti kalimat majazi, *Jajah desa Milang kori* adalah:
Keluar masuk desa & Ketuk Pintu satu persatu. Amalan ini Jelas-jelas merujuk kepada Amalan Jaulah Jama’ah Tabligh yang sering dianggap bid’ah oleh orang² jahil.
Sebab dulu kenyataannya Nabi Muhammad SAW benar-benar keluar-masuk kampung² baik di Mekkah & Madinah bahkan Beliau pernah terusir setelah Dakwah kepada orang² kampung Thoif.
Di Jawa dulu orang menyebut *Kusen Pintu sebagai Kori.*
Arti harfiyah *Milang Kori* sebenarnya adalah menghitung kusen pintu. Tapi ini bahasa majaz,arti sebenarnya adalah : *Mendatangi Rumah satu persatu & ketuk pintunya untuk Ziaroh/Silahturahmi untuk Berdakwah Mengajak Manusia Beriman &Ta’at kepada Allah serta Dibuktikan dengan Memakmurkan Masjid².*

♻ *”Ojo bali, yen durung Patang Sasi”*
Artinya : Jangan kembali pulang sebelum 4 bulan.
Penetapan masa 4 bulan ini sering dianggap bid’ah oleh ustadz wahabi/salafi. Namun mereka ini sungguh aneh. Entah karena tidak tahu atau sengaja karena hasat & kebencian mendalam dengan Jama’ah Tabligh.
Sehingga mereka menutupi hujjah dari *Kitab Nailul Authar & FiQih Sunnah Sayyid SabbiQ.*
Dalam Khuruj senantiasa ditekankan Pentingnya Amalan Dakwah & Tabligh disamping Amalan Islah Diri. Singkat kata Program Tabligh adalah Salah satu Bagian dari Jihad fii Sabilillah.

🎯 *Yang mana pengarang Nailul Author menyebutkan bahwa ada 3 Jenis Jihad :*
*1. Jihad Lii illahi kalimatilah sebutannya Dakwah, targetnya Kafir Dzimmy agar mereka jadi Mu’alaf.*
*2. Jihad Bil ‘Amar Ma’ruf Nahi Munkar sebutannya Tabligh,targetnya Sesama Muslim agar Kaffah Islamnya.*
*3. Jihad Kittal sebutannya Harb,targetnya Kafir Harby supaya Mampus Para Penentang Dakwah Islamiyah.*
*Nah Jama’ah Tabligh ini Amalkan 2 Jihad yang pertama diatas. Dan untuk Kesempurnaan ditambahkan Jihadun Nafsi atau Proses Islah Diri. Dengan Perbaikan Iman & Amal Sholeh semasa Khuruj fii Sabilillah.*

🎯 *Untuk Masa 4 bulan,maka dalilnya adalah Bab Jihad dalam FiQih Sunnah Sayyid SabbiQ. Disitu tertulis bahwa Sy. Umar Ra. pernah bertanya kepada putrinya Hafshoh Ra. berapa lamakah seorang wanita mampu bertahan, bila ditinggalkan Suaminya untuk Jihad fii Sabilillah…???*
*Sebab sa’at Ronda Malam Sy.Umar RA mendengar Senandung Rindu Wanita Sahabiyah yang Merindukan Kepulangan Suaminya dari Medan Jihad karena saking lamanya dia belum pulang². Maka Hafshoh Ra. menjawab bahwa,seorang wanita Mukminah insya Allah Mampu Bertahan Hidup Tanpa Suami Selama 4 – 6 bulan. Maka Sy. Umar Ra. akhirnya Putuskan bahwa Semua Jama’ah Jihad & Dakwah ditarik balik setelah 4 bulan untuk Memberi Rukshoh bagi Wanita yang Lemah*.
*Jadi ini adalah Atsar Sy. Umar Ra,namun atsar ini dikuatkan oleh Hadits Nabi Muhammad SAW: “Ikutilah Sunnahku dan Sunnah Khulafa’ur Rasyidiin”.*
Berdasarkan Atsar ini & beberapa riwayat hadits tentang Rombongan Jihad & Dakwah yang dikirim Nabi SAW,maka Masyaikh Jama’ah Tabligh juga mengirimkan Jama’ah 4 bulan,6 bulan & 1 tahun,sesuai dengan Musyawarah Kesanggupan Suami & Istri yang bersangkutan.

♻ *”Ojo bali yen durung enthuk Wisik Saka Gusti Robbi”*
Artinya : Jangan pulang sebelum dapat *Hidayah dari Allah SWT*.
Hidayah apa…???
*Hidayah yang berupa Keyakinan bahwa:*
*Kita Umat Akhir Jaman,Umat Muhammad SAW yang Mengemban Maksud Hidup seperti Maksud Hidup Nabi Muhammad SAW :*
*YAITU SELAIN SEBAGAI UMAT IBADAH,JUGA UMAT YANG PUNYA TANGGUNG-JAWAB DAKWAH.*
*DENGAN CARA MELUANGKAN WAKTU,DIRI & HARTA SENDIRI UNTUK KELUAR/KHURUJ FII SABILILLAH. MENDAKWAHKAN AGAMA DEMI MENCARI RIDHO ALLAH SWT.*